Followers

Jumat, 22 November 2013

Pergi Untuk Terlahir

 Penulis: Mehong

Tidak menjadi ada. 
Ketika tangan dingin menawarkan terang. 
Ketika angin yang membahagiakan menjadi begitu menyakitkan.
 Lalu kemana sayap-sayap yang kemarin gugur dan lesu?. 
Mereka hanya bicara tentang kepergian dan kematian. 
 Mencari-cari mereka yang masih tertidur dalam siksa. 
 Ayah, bunda..menangis hingga terisak pilu. 
Di depannya malaikat kecil kaku membisu. 
Goret luka itu lukiskan cerita manja yang lalu. 
Ketika dua kaki kecil berlari membawa pesawat kertas terbang itari dua langit membiru. 
Bicara dengan lugu meminta dikasihi. Lalu kemana kisah dongeng yang kemudian berakhir bahagia?. Yang konon pemeran utama akan selalu menang. 
Yang katanya pemeran yang baik akan mengakhiri cerita dengan tawa. 
Ayah mengusap air duka di pipi bunda yang kelu. 
Ayah hanya menelan laranya dalam jantung, karna Hatinya sudah penuh dengan pilu. 
Malaikat kecil itu, bicara dalam tidur abadinya. 
Berkali-kali bicara, ingin berucap.
Namun suaranya tak terdengar. 

Aku mencintai kalian. 
Aku sangat mencintai kalian. 
Ayah, Bunda..bisakah kalian pegangi tanganku yang kini menjadi dingin?
 Bisakah kalian terbangkan pesawatku yang tak kunjung bertemu Tuhan bersamaku?
 Ayah, aku tidak bisa berlari mengejarmu. 
Aku tak tau kenapa kakiku terpaku di sini. 
Tapi aku yakin kau akan berlari bersama ibu nanti. 
Mungkin bersama adikku yang belum hadir di dunia. 
Adik yang selalu aku tanyakan keberadaannya. 
Yang kemudian kauj awab, kalau adik ku masih di surga. 
 Dan kini, aku bisa menemuinya Ayah. 
Sekarang aku duduk berdekatan dengannya. 
Kemudian aku bicara padanya dan meminta agar nanti dapat menjaga bunda dengan baik. 
 Dan ia juga bisa menjadi sahabat ayah yang baik. 
Bunda, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. 
Aku sangat mencintaimu 
Sebenarnya aku
ingin memberikan bunga yang ada di surga ini untukmu. 
Tapi aku tidak bisa kesana. 
 Kini bunda jangan khawatir aku sakit jika aku bermain air. 
Walaupun aku tak dapat memeluk bunda lagi, tapi aku bisa merasakan cinta ibu disini. 
 Tuhan selalu mengatakan padaku, kalau bunda selalu berharapa kubahagia. 
 Bunda, berhentlah menangis. 
 Hela lah air matamu. 
 Sebentar lagi adikku akan hadir membawa bahagia. 
Aku ingin bunda dan ayah akan menyayangi adik seperti kalian menyayangi ku dulu. 
Ayah, bunda..Bibirku kelu. 
 Tapi hatiku selalu bersama kalian. 
 Aku mencintai mu. 
Ayah, Bunda 


 Kisah itu tak menjadi usang. 
Tuhan biarkan sang malaikat kecil berperang melawan angin yang menyapu bumi dan kalah. Tergantikan dengan hamparan pelangi yang merona berwarna.
 Ia telah pergi. 
Namun ia baru saja hadir. 
Mereka telah kehilangan. 
Namun kemudian mereka kedatangan. 
 Langkah kehilangan itu pergi. 
Melangkah menjauh dan menghilang. 
Membawa kenangan pilu yang tersirat dalam metamorfosa waktu. 
Ayah, Bunda..mengenang ia yang telah kembali dengan doa. 
Kami mencintaimu malaikat kecilku….. 


Source : Google

Terispirasi dari tragedi badai Haiyan di  Filipina yang menewaskan begitu banyak korban dan meluluh lantah kan banyak area.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

nyang lain niihh..