aku berkelana di dunia mimpi. Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang
mengganggu telingaku, sampai-sampai memaksaku tuk segera pergi dan kembali ke
dunia sebenarnya. Di sini, di atas tempat ku berbaring, aku hanya terdiam.
Menyadari bahwa pekerjaanku mencuci belum usai. Tapi aku hanya diam mematung. Memutar
memori sejenak.
Dimana aku?
Kemudian terlintas mereka, orang-orang yang aku sayang. Hanya mampu
menghela nafas, saat menyadari bahwa malam itu hanya ditemani kesendirian. Ya..hanya
aku dan nyanyian alam.
Tapi kemudian, mataku tertuju pada kandang mungil di tepi kamar. Aku pun
menghampirinya. Ku lihat ada makhluk kecil yang tengah tertidur. Ia terbangun
saat ku membuka pintu rumahnya. Dan malam itu kami bercerita banyak.
Aku menceritakan semua perjalanan hidupku setahun belakangan ini. Tentang
kerja keras, perjuangan, ketabahan, keberhasilan, kesedihan, keahagiaan,
keputus asaan, kejujuran, ketulusan, semua tentang yang telah terjadi, tentang
aku dan mereka.
Sampai aku lelah bercerita, tapi makhluk mungil itu hanya terdiam. Menatapku
sendu. Seperti hendak mengusap airmata ku yang jatuh perlahan.
Hey, kenapa kamu menangis, tersenyumlah, ada aku disini
Aku terkejut, mahluk mungil yang biasa kusebut cupi itu berbicara,
seekor hamster lucu teman terbaikku.
Aku bahagia cupi, aku bisa melewati semua ini, satu tahun ini.
Aku tau, tapi aku rasa kamu juga merasa sepi. Bukankah sperti itu?
Ya, tapi itu bukan segalanya.
Mari kita rayakan malam ini bersama. Aku telah mengundang
teman-temanku. Lihatlah, semut-semut itu berbaris hendak mengucapkan selamat
kepada mu. Dan pasti kau dengar di luar sana, jangkrik dan toke bernyanyi
beriringan melantunkan lagu paling indah dan tulus. Dan cicak di atas sana
tengah memotret kebehagiaan kita bersama. Hahaha..kita berpestaa…
Aku hanya tertawa, tersenyum kegirangan.sambil mengangkat 2tangan cupi.
Tapi tiba-tiba semunya buyar.
Selesai.
Aku tersadar dari lamunan menakjubkan barusan. Pembicaraan ku dengan
cupi, pestaku, semuanya tersapu. Ternyata aku hanya berkhayal. Hingga aku harus
seperti cinderella yang harus mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci pakaian di
tengah malam pukul 23.47.
Untung mataku belum bermalas-malasan. Tanganku pun masih asik dengan
baju-baju itu. Tapi tiba-tiba handphone ku berdering. Tampaknya seseorang
menelepon. Tengah malam seperti ini, ada orang menelpon??!!! Arghh..
Ya hallo..kenape?
Ternyata itu telepon dari teman-teman kerjaku. Ya mereka yang gila dan
belum berhenti bekerja. Masih di kantor, dan masih saja gila. Haha…mereka
bilang selamat ulang tahun, dan aku hanya tertawa, bingung harus berkata apa selain
tertawa dan mengucapkan terimakasih. Ya terdengar suara S*k*m yang seperti
biasa selengean, suara pa D*ni yang bernyanyi happy birthday dengan nada suara
berat khasnya, pa W*hy* yg samar samar seperti perilaku beliau yang kurang
jelas,hehe, dan suara Ahm*d yg tak nampak sperti hantu. Aku menutup telepon
sambil terus tertawa, dan kembali dengan cucian yang melambai ingin di sentuh.
Baru 3 langkah, handphone ku kembali berdering. Aaahh…apalagi ini. Dan saat
aku melihat layar ponsel, ternyata itu kodok. Pria setengah normal, tetangga
rumahku, yang kemarin-kemarin setiap tahun selalu muncul di bulan agustus dan
berakhir di bulan september, yang setiap tahun selalu mengampuniku yang suka
tiba-tiba menghilang, yang pernah membuat aku illfeel, yang bisa membuatku menyerahkan
kunci rahasia tanpa diminta, yang selalu mengganggu sebagian perhatian ku, yang
namanya memenuhi inbox di handphoneku, ya dia Kodok..
Selamat ulang tahun..
Ya, itu kalimat yang jelas terdengar. Dia mengeluh karena tidak menjadi
yang pertama mengucapkannya. Karena nomorku sibuk saat dia berusaha menelpon. Tapi
aku tak mempermasalahkan pertama, kedua, atau ketiga. Mendengar suaranya yang
tampak serak seperti kodok karena sedang sakit saja sudah cukup.haha, thanks my
dear,kodok jelek.
Yaps, malam yang menggelikan. Handphoneku tak berhenti berbunyi. Inbox ku
penuh dengan ucapan-ucapan selamat dan doa-doa. Aku hanya bisa membalas dengan
ucapan terimakasih dan mengamini doa-doa mereka. Dan malam itu pun, kau
bercerita banyak pada Alloh, tentang kebahagianku, pengharapanku, dan berbagai
kesedihanku. Sampai akhirnya aku lelah dan tertidur di atas sajadah.
16 maret 2012,
Pagi-pagi sekali keponakan kecil ku Azka sudah menelpon, “selamat ulang
tahun tante…..” uuuhhh nice morning.awal yang indah di pagi hari yang cerah.
Menyusul juga ucapan dari ibu ku, ayah ku, dan kakakku. Kali ini ibu ku
merangkai kalimat dengan begitu indah, puitis, namun naturalis. Sederhana, tapi
sangat menyentuh. Bahkan airmata ku tak tertahan menetes begitu saja.
22 tahun yang lalu,
16 maret 1990 pada
pukul 08.42 , aku melahirkan seorang anak perempuan.
Dia cantik, seperti
malaikat yang dikirim Allah untuk membahagiakanku.
Selamat ulang tahun
anakku sayang, semoga Allah selalu menjagamu dan mencurahkan kasih sayangnya
untukmu, maafin mamah karna ngga bisa ngebahagiain intan.
sedih sekali membaca.
Maafin intan mah, buat semua kesalahan dan kekhilafan Intan. Intan belum bisa ngebahagiain mamah dan papah
Maafin intan mah, buat semua kesalahan dan kekhilafan Intan. Intan belum bisa ngebahagiain mamah dan papah
Dan di kantor, aku bekerja seperti biasanya. Namun teman-temanku
mengirim sinyal untuk ditraktir makan siang bersama. Tapi seperti mengharapkan
air di gelas kosong, sebuah ketidakmungkinan, sbuah kehampaan, karena memang
dompetku hampir tak bernyawa. Sudah dua minggu ini aku bertahan hidup dengan
perjuangan uang recehan (lebay).
Namun bak mendapat lemparan gepokan uang, seoarang bapa pemberi ilmu,
bapak-dari para bapak-bapak , bapak baik hati yang mengaku tidak pernah tua, bapak
yang tidak pernah berhenti menjadi komentator dan pendongeng, mengajak aku dan
teman-teman untuk makan bersama merayakan hari kelahiran ku untuk yang kesekian
puluh tahun.
Horeeeeee….alhamdulillah, rezekiii…
YA, MEREKA BILANG
INI ULANG TAHUN….
Ku buka jejaring sosial yang ku punya, ternyata disana penuh dengan
ucapan selamat dan doa-doa dari teman-teman dan orang-orang terdekatku. Terimakasih
semuanya, terimakasih untuk ucapan selamat dan doa-doa.
Kebahagiaanku tak berhenti sampai disini. Saat aku pulang ke Bandung,
aku pergi makan malam dengan kodok di sebuah café artistik three house di
Ciwalk. Malam itu aku bersikap seperti biasanya aku makan malam dengannya. Dan
dia pun sama. Namun tiba-tiba, aku dikagetkan dengan kemunculan 2 pegawai three
house yang bernyanyi sambil membawakan mini cake dengan lilin kecil yang
menyala diatas nya, serta bungkusan kado…”happy birthday to you..happy birthday
to you…”
Wajahku pun mendadak merah padam, malu bercampur bahagia teraduk
disitu. Haha, thank u so much my dear for little surprise, hihiwww…
Ya begitulah kisah nya. Dan
mereka bilang ini ulang tahun.
Padahal ini adalah momen berkurangnya usia. Saat manusia semakin
kehilangan masa hidupnya. Saat manusia semakin dekat dengan kematiannya, saat
manusia semakin dipaksa untuk terus mendekatkan diri dengan sang Maha Pencipta,
Alloh SWT.
Ya, di usia ini aku memang belum menjadi apa-apa. Dan bukan sebagai
siapa-siapa. Tapi aku tau sedang dimana dan akan kemana. Aku terus berdoa dan
memohon kepada-Nya, semoga sisa usiaku benar-benar menjadi waktu berkualitas
yang aku gunakan untuk mengumpulkan segala sesuatunya untuk bekal di kehidupan abadi.
Ya begitu lah…ini kisahnya. Mereka
bilang, ini Ulang Tahun…


Tidak ada komentar:
Posting Komentar